Jakarta – Peneliti dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan bahwa dari segi kondisi sosial dan geografis, Indonesia lah yang dianggap paling besar. Apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki begitu banyak gugusan pulau dari Sabang sampai Merauke.
“Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, paling banyak memiliki bahasa daerah. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama,” kata Karyono dalam sebuah diskusi di Universitas Jayabaya, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016).
Untuk itu, ia pun menegaskan jika perbedaan merupakan hal yang sangat mutlak bagi Indonesia.
“Perbedaan itu adalah khittoh, yang tidak bisa kita hindari,” tegasnya.
Namun jika melihat polemik nasional tentang persoalan perbedaan, Karyono melihat keberagaman dalam persatuan yakni Kebhinnekaan Indonesia sedang ada yang berupaya mengganggu. Apalagi beberapa waktu yang lalu ada pihak yang justru berseloroh mengomentari para pahlawan nasional dalam pecahan mata uang baru Indonesia, sebagai para pahlawan kafir.
“Hari ini kebhinekaan kita terusik gara-gara ada pihak yang mengusik. Yang lebih tragis pahlawan digugat latar agamanya. Ini hampir mencapai puncak konflik yang berbau SARA. Itu bahaya,” ungkapnya.
Pengamat politik senior ini juga melihat ada hidden agenda untuk mengganggu persatuan dan kesatuan Indonesia lagi. Dan berbagai polemik SARA saat ini adalah bagian dari rentetan implementasi agenda rahasia itu.
“Apalagi sekarang semua bisa membentuk opini sendiri dengan media sosial,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Karyono pun mengingatkan bahwa kondisi saat ini bisa diatasi jika para penyelenggara negara bersikap dan memberikan contoh bagaimana menerapkan Kebhinneka Tunggal Ikaan itu sendiri.
“Ada yang kurang, sosialisasi pemahaman. Dan yang penting adalah tindakan konkret dari penyelenggara negara bagaimana hidup berbhinneka,” tuturnya.
