banner 728x250

Dokter Sunardi, Tersangka Teroris yang Tertutup Bahkan Tak Pernah Serahkan Data Diri ke RT

  • Bagikan
banner 468x60

SUKOHARJO – Dokter Sunardi, tersangka teroris ditembak mati oleh tim Densus 88 Antiteror Polri. Sunardi diketahui membuka praktik di rumahnya di RT 03/RW 07 Kampung Bangunharjo, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo.

Ketua RT 03 Bangunharjo Bambang Pujiana mengatakan Dokter Sunardi terkenal tertutup dengan warga sekitar. Bahkan tidak pernah hadir di acara kampung, seperti kerja bakti dan rapat warga.

banner 336x280

Dia merupakan sosok tertutup dan tidak pernah bertegur sapa dengan warga sekitar. Dokter Sunardi baru terlihat jika akan ke masjid dan langsung pulang ke rumah jika selesai beribadah.

Menurutnya, Dokter Sunardi dan keluarganya bukan warga asli Kelurahan Gayam, melainkan pendatang yang membeli rumah di Sukoharjo. Selama di Sukoharjo, SU belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pendudukan (KTP) kepada RT setempat.

Sunardi memiliki empat anak dan satu istri, yang juga bekerja sebagai dokter. Dia juga membuka praktik dokter umum di sebuah klinik kesehatan di Solo.

Bambang yang juga Kabid Perdagangan di Pemkab Sukoharjo mengatakan dokter Sunardi sangat jarang berinteraksi dengan warga. Bahkan, di dalam grup WhatsApp RT, dirinya tak memasukkan nama dokter Sunardi.

“Saya tak memasukkan namanya di dalam grup (WhatsApp) lingkungan. Selama tinggal juga tidak ada sosialisasi dengan warga,” ujarnya

Bambang tidak mengetahui secara pasti dokter Sunardi berasal dari mana. Pasalnya, sejak tinggal di lingkungan di mana dirinya menjabat sebagai Ketua RT, dokter Sunardi belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP).

“Tidak ada serahkan KK dan KTP. Tinggal bersama istri anaknya ada empat. Dia membuka praktik di rumah. Kalau saya lihat pasiennya juga tidak begitu banyak. (Tempat tinggal) tidak tahu pasti sendiri atau menyewa, Saya juga tidak begitu tahu,” ujarnya.

Selama tinggal di RT 01 RW 07, kata dia, dokter Sunardi tak pernah membayar iuran sebesar Rp25.000 tiap bulannya. Meski jarang berinteraksi, namun diakuinya, bila dokter Sunardi rajin pergi salat berjemaah di masjid.

“Saya akui beliau sangat rajin ke masjid. Kebetulan saya juga takmir masjid. Paling ketemu di masjid waktu Maghrib dan Isya. Dia ke masjid menggunakan tongkat karena kakinya cedera akibat kecelakaan,” ujarnya.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close